SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Pengertian kepribadian :
Kepribadian pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia secara umum yang tercermin dari ucapan dan perbuatannya.
Menurut Horton:
Keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
1. Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara pembawaan (faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal).
2. Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh faktor pembawaan.
3. Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian ditentukan oleh pengalaman dan lingkungannya
MENURUT JUNG, KEPRIBADIAN MENURUT FUNGSINYA ADA 4:
1. Kepribadian rasional, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh akal pikiran sehat.
2. Kepribadian intuitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau perasaan kira-kira.
3. Kepribadian emosional, kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan.
4. Kepribadian sensitif, kepribadian yang dipengaruhi oleh panca indera sehinggacepat bereaksi.
Minggu, 14 Februari 2010
Senin, 23 November 2009
KISI-KISI ULANXGAN UMUM SOSIOLOGI KELAS
I. BAB I : SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
b. Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan
c. Objek Material dan Objek Formal Ilmu Sosiologi
d. Fakta Sosial, Tindakan Sosial, Khayalan Sosiologis
e. Teori-Teori Sosiologi beserta tokohnya= Teori Evolusi, Teori Struktural Fungsional, Teori Konflik, Teori Interaksionisme Simbolik, Teori Pertukaran Sosial
f. Kekuatan Sosial yang mempengaruhi munculnya Sosiologi: Revolusi Politik, Revolusi Industri, Kapitalisme, Sosialisme, Perubahan Keagamaan
g. Sejarah kemunculan ilmu Sosiologi di Indonesia
h. Definisi Sosiologi menurut Auguste Comte, dan Max Weber
i. Konsep Sosiologis: Keluarga, Masyarakat (Community dan Society), Struktur Sosial, Dinamika Sosial, Perubahan Sosial
II. BAB II : NILAI DAN NORMA SOSIAL
a. Definisi Nilai Sosial menurut Kimball Young, George Spindler, Wood, Koentjaraningrat, dan Soerjono Soekanto
b. Jenis-Jenis Nilai Sosial: - menurut Notonagoro; - menurut sumber nilainya
c. Sifat Nilai Moral, Nilai Etika, Nilai Agama, Nilai Hukum
d. Proses Sosialisasi
e. Norma Usage, Folkways, Mores, Customs, Law
f. Peranan Nilai dan Norma Sosial dalam masyarakat
g. Pelanggaran Norma beserta sanksi yang mengikutinya
III. BAB III: INTERAKSI SOSIAL
a. Interaksi sosial dan syarat interaksi sosial
b. Kontak Sosial Primer dan Kontak Sosial Sekunder
c. Pengertian Komunikasi
d. Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non verbal
e. Interaksi Sosial Asosiatif: Akomodasi, Asimilasi, dan Akulturasi
f. Interaksi sosial Disosiatif
g. Faktor Pendorong Interaksi Sosial: Imitasi, Sugesti, Identifikasi,Empati
BENTUK SOAL ULANGAN UMUM:
PILIHAN GANDA = 70 BUTIR SOAL
HARI PELAKSANAAN ULANGAN UMUM = KAMIS, 10 DESEMBER 2009
ALOKASI WAKTU = 90 MENIT
SELAMAT MEMPERSIAPKAN ULANGAN UMUM!
TUHAN MEMBERKATI!
a. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
b. Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan
c. Objek Material dan Objek Formal Ilmu Sosiologi
d. Fakta Sosial, Tindakan Sosial, Khayalan Sosiologis
e. Teori-Teori Sosiologi beserta tokohnya= Teori Evolusi, Teori Struktural Fungsional, Teori Konflik, Teori Interaksionisme Simbolik, Teori Pertukaran Sosial
f. Kekuatan Sosial yang mempengaruhi munculnya Sosiologi: Revolusi Politik, Revolusi Industri, Kapitalisme, Sosialisme, Perubahan Keagamaan
g. Sejarah kemunculan ilmu Sosiologi di Indonesia
h. Definisi Sosiologi menurut Auguste Comte, dan Max Weber
i. Konsep Sosiologis: Keluarga, Masyarakat (Community dan Society), Struktur Sosial, Dinamika Sosial, Perubahan Sosial
II. BAB II : NILAI DAN NORMA SOSIAL
a. Definisi Nilai Sosial menurut Kimball Young, George Spindler, Wood, Koentjaraningrat, dan Soerjono Soekanto
b. Jenis-Jenis Nilai Sosial: - menurut Notonagoro; - menurut sumber nilainya
c. Sifat Nilai Moral, Nilai Etika, Nilai Agama, Nilai Hukum
d. Proses Sosialisasi
e. Norma Usage, Folkways, Mores, Customs, Law
f. Peranan Nilai dan Norma Sosial dalam masyarakat
g. Pelanggaran Norma beserta sanksi yang mengikutinya
III. BAB III: INTERAKSI SOSIAL
a. Interaksi sosial dan syarat interaksi sosial
b. Kontak Sosial Primer dan Kontak Sosial Sekunder
c. Pengertian Komunikasi
d. Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non verbal
e. Interaksi Sosial Asosiatif: Akomodasi, Asimilasi, dan Akulturasi
f. Interaksi sosial Disosiatif
g. Faktor Pendorong Interaksi Sosial: Imitasi, Sugesti, Identifikasi,Empati
BENTUK SOAL ULANGAN UMUM:
PILIHAN GANDA = 70 BUTIR SOAL
HARI PELAKSANAAN ULANGAN UMUM = KAMIS, 10 DESEMBER 2009
ALOKASI WAKTU = 90 MENIT
SELAMAT MEMPERSIAPKAN ULANGAN UMUM!
TUHAN MEMBERKATI!
Selasa, 29 September 2009
Sabtu, 26 September 2009
CATATAN TAMBAHAN MATERI NORMA SOSIAL
A. Pengertian Norma
• Norma adalah patokan perilaku dalam kelompok masyarakat tertentu, yang disebut juga peaturan sosial yang menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
• Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia dalam masyarakat guna mencapai kedamaian.
B. CIRI-CIRI NORMA SOSIAL
1. Umumnya tidak tertulis ( lisan )
2. Hasil dari kesepakatan masyarakat
3. Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya
4. Apabila norma dilanggar, ia harus menghadapinya
5. Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial sehingga norma sosial bisa mengalami perubahan
C. Berdasarkan tingkat daya pengikatnya terhadap masyarakat, norma terbagi menjadi enam yaitu :
1. NORMA CARA ( USAGE )
adalah bentuk perbuatan tertentu yang dilakuka nindividu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus dan daya ikatnya sangat lemah. Sanksinya ringan, hanya berupa celaan.
Contoh :
Cara makan berdecap (bersuara)
Sanksinya :
Ringan, hanya berupa celaan.
2. NORMA KEBIASAAN ( FOLKWAYS )
adalah suatu bentuk perbuatan yang berulang-ulang yang bentuknya sama dan dilakukan secara sadar serta mempunyai tujuan yang jelas.kebiasaan merupakan bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu. Sanksi bagi pelanggar berupa teguran.
Contoh :
Makan dengan tangan kanan.
Sanksinya : (bila melanggar)
Berupa teguran.
3. NORMA TATA KELAKUAN ( MORES )
adalah merupakan aturan yang mendasarkan pada ajaran agama ( akhlak ), filsafat atau kebudayaan.
Contohnya :
Pernikahan dalam satu marga di daerah Sumatera Utara merupakan suatu pelanggaran.
Tata kelakuan juga bisa bersifat mengharuskan dan bisa juga bersifat melarang.
Contoh pelanggaran terhadap norma tata kelakuan adalah berzina, sanksinya berat. Ada yang harus berhadapan dengan massa, dan lain sebagainya
4. NORMA ADAT ISTIADAT ( CUSTOM )
adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
contoh:
upacara adat, tata cara pembagian waris
Sanksinya :
Akan mendapat sanksi yang berat misalnya dikucilkan dari masyarakat.
5. NORMA HUKUM ( LAWS )
adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.
Norma hukum dibagi menjadi 2, yaitu
1. Norma hukum tertulis.
2. Norma hukum tidak tertulis.
6. NORMA MODE ( FASHION )
adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang. Ciri-ciri norma mode adalah orang yang mengikutinya bersifat massa. Tindakan yang selalu mengikuti mode disebut modis.
contoh :
meniru potongan rambut, model pakaian
• Norma adalah patokan perilaku dalam kelompok masyarakat tertentu, yang disebut juga peaturan sosial yang menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
• Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia dalam masyarakat guna mencapai kedamaian.
B. CIRI-CIRI NORMA SOSIAL
1. Umumnya tidak tertulis ( lisan )
2. Hasil dari kesepakatan masyarakat
3. Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya
4. Apabila norma dilanggar, ia harus menghadapinya
5. Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial sehingga norma sosial bisa mengalami perubahan
C. Berdasarkan tingkat daya pengikatnya terhadap masyarakat, norma terbagi menjadi enam yaitu :
1. NORMA CARA ( USAGE )
adalah bentuk perbuatan tertentu yang dilakuka nindividu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus dan daya ikatnya sangat lemah. Sanksinya ringan, hanya berupa celaan.
Contoh :
Cara makan berdecap (bersuara)
Sanksinya :
Ringan, hanya berupa celaan.
2. NORMA KEBIASAAN ( FOLKWAYS )
adalah suatu bentuk perbuatan yang berulang-ulang yang bentuknya sama dan dilakukan secara sadar serta mempunyai tujuan yang jelas.kebiasaan merupakan bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu. Sanksi bagi pelanggar berupa teguran.
Contoh :
Makan dengan tangan kanan.
Sanksinya : (bila melanggar)
Berupa teguran.
3. NORMA TATA KELAKUAN ( MORES )
adalah merupakan aturan yang mendasarkan pada ajaran agama ( akhlak ), filsafat atau kebudayaan.
Contohnya :
Pernikahan dalam satu marga di daerah Sumatera Utara merupakan suatu pelanggaran.
Tata kelakuan juga bisa bersifat mengharuskan dan bisa juga bersifat melarang.
Contoh pelanggaran terhadap norma tata kelakuan adalah berzina, sanksinya berat. Ada yang harus berhadapan dengan massa, dan lain sebagainya
4. NORMA ADAT ISTIADAT ( CUSTOM )
adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
contoh:
upacara adat, tata cara pembagian waris
Sanksinya :
Akan mendapat sanksi yang berat misalnya dikucilkan dari masyarakat.
5. NORMA HUKUM ( LAWS )
adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.
Norma hukum dibagi menjadi 2, yaitu
1. Norma hukum tertulis.
2. Norma hukum tidak tertulis.
6. NORMA MODE ( FASHION )
adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang. Ciri-ciri norma mode adalah orang yang mengikutinya bersifat massa. Tindakan yang selalu mengikuti mode disebut modis.
contoh :
meniru potongan rambut, model pakaian
Catatan Tambahan Materi Nilai Sosial
a. Pengertian Nilai Sosial menurut Para Ahli
1. Young
Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
2. GREEN
Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek, ide dan orang-perorangan.
3. GEORGE SPINDLER
Nilai sosial adalah pola-pola sikap dan tindakan yang menjadi acuan bagi individu dan masyarakat.
4. WOOD
Nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari-hari
5. KOENTJARANINGRAT
Nilai sosial adalah konsepsi yang hidup di dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap penting dalam hidup.
6. SOERJONO SOEKANTO
Nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
b. SUMBER-SUMBER NILAI
1. Sumber instrinsik (subjektif)
adl sumber nilai yang terletak di dalam orang atau benda yang bernilai.
2. Sumber ekstrinsik (objektif)
adl sumber nilai yang terletak di luar orang atau benda yang bernilai.
c. Menurut sumbernya, nilai dibagi menjadi tiga, antara lain :
1. NILAI THEONOM
adalah nilai sosial yang bersumber dari Tuhan yaitu melalui ajaran yang disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Agama berisi nilai-nilai sosial yang memberikan pedoman bagaimana cara bersikap dan bertindak bagi manusia.
Contoh: Berpuasa bagi orang muslim pada bulan ramadhan; kewajiban untuk memberikan persepuluhan bagi setiap orang protestan.
2. NILAI HETERONOM
adalah nilai sosial yang dirumuskan dari kesepakatan banyak anggota masyarakat. Berisi nilai yang harus dipedomani oleh seluruh warga masyarakat.
3. NILAI OTONOM
adalah nilai sosial yang bersumber dari setiap individu. Contohnya adl J.J Rousseau dari Prancis yang merumuskan konsep Trias Politika, Dr. Sun Yat Sen dari China yang merumuskan konsep San Min Chu I ( nasionalisme, demokrasi dan sosialisme )
d. JENIS-JENIS NILAI
Menurut Prof. Notonagoro
NILAI MATERIAL
adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
Ex : pangan, papan, sandang, dll
NILAI VITAL
adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas.
Ex : api, air, dll
NILAI KEROHANIAN
adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
a. Nilai kebenaran ( RATIO )
bersumber pada unsur akal manusia
b. Nilai keindahan (ESTETIKA)
bersumber pada perasaan manusia
c. Nilai moral ( ETIKA )
bersumber pada kehendak atau kemauan
d. Nilai Ketuhanan (RELIGIUS)
nilai yg tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi.
e. CIRI-CIRI NILAI SOSIAL
1. Nilai tercipta melalui interaksi anggota masy.
2. Nilai bukan bawaan sejak lahir, melainkan penularan dari orang lain.
3. Nilai terbentuk dari proses sosialisasi (proses belajar)
4. Nilai sosial dapat memberikan kepuasan sosial dan pemenuhan kebutuhan sosial manusia.
5. Nilai menjadi dasar bagi tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi atau grup dan masyarakat secara keseluruhan, untuk berkembang.
6. Nilai memiliki pengaruh yang berbeda antar anggota masyarakat.
7. Nilai sosial adalah nilai yang bervariasi, tergantung kebudayaan masyarakat itu sendiri.
8. Nilai-nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun secara negatif.
9. Nilai-nilai juga dapat membentuk pola dan sistem nilai dalam masyarakat.
KISI-KISI UJIAN TENGAH SEMESTER SOSIOLOGI KELAS X
Bab I : SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
b. Sosiologi sebagai ilmu Pengetahuan
c. Sketsa Histori Sosiologi
d. Batasan pengertian Sosiologi menurut tiga tokoh besar Sosiologi
e. Teori-Teori Sosiologi
f. Konsep tentang realitas sosial
g. Fakta sosial, tindakan sosial, dan realitas sosial
Catatan: Materi tentang metode sosiologi tidak diujikan. Bahan ujian yang diambil dari bab I dalam buku cetak sosiologi adalah halaman 1-22.
Bab II : NILAI DAN NORMA SOSIAL
a. Pengertian Nilai Sosial menurut Young, Green, Spindler, Wood, Koentjaraningrat, Soerjono Soekanto.
b. Ciri-Ciri Nilai Sosial
c. Jenis-jenis Nilai Sosial berdasarkan bentuknya dan sumbernya.
d. Macam-macam Nilai sosial: Etika, Agama, Moral, Hukum
e. Pengertian Norma Sosial
f. Ciri-ciri Norma Sosial
g. 6 macam norma berdasarkan tingkat daya pengikatnya
h. Sanksi-sanksi pelanggaran norma dan nilai dalam masyarakat
Perhatian:
a. Sumber acuan untuk belajar adalah:
1. Buku Cetak Sosiologi kelas X
2. Catatan-catatan tambahan dalam blog saya: www.pintuajaibku.blogspot.com
Bab I : SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
b. Sosiologi sebagai ilmu Pengetahuan
c. Sketsa Histori Sosiologi
d. Batasan pengertian Sosiologi menurut tiga tokoh besar Sosiologi
e. Teori-Teori Sosiologi
f. Konsep tentang realitas sosial
g. Fakta sosial, tindakan sosial, dan realitas sosial
Catatan: Materi tentang metode sosiologi tidak diujikan. Bahan ujian yang diambil dari bab I dalam buku cetak sosiologi adalah halaman 1-22.
Bab II : NILAI DAN NORMA SOSIAL
a. Pengertian Nilai Sosial menurut Young, Green, Spindler, Wood, Koentjaraningrat, Soerjono Soekanto.
b. Ciri-Ciri Nilai Sosial
c. Jenis-jenis Nilai Sosial berdasarkan bentuknya dan sumbernya.
d. Macam-macam Nilai sosial: Etika, Agama, Moral, Hukum
e. Pengertian Norma Sosial
f. Ciri-ciri Norma Sosial
g. 6 macam norma berdasarkan tingkat daya pengikatnya
h. Sanksi-sanksi pelanggaran norma dan nilai dalam masyarakat
Perhatian:
a. Sumber acuan untuk belajar adalah:
1. Buku Cetak Sosiologi kelas X
2. Catatan-catatan tambahan dalam blog saya: www.pintuajaibku.blogspot.com
Selasa, 11 Agustus 2009
Teori-Teori Dasar Sosiologi
TEORI-TEORI DASAR SOSIOLOGI
Jika kita merunut alur pemikiran ilmu Sosiologi, terlihat jelas sekali bahwa ada begitu banyak pemikiran para sosiolog yang mempengaruhi perkembangan sosiologi. Namun, dari banyaknya teori-teori itu, perlu rasanya bagi kita untuk mengenal terlebih dahulu 5 teori dasar Sosiologi yang menjadi tiang pancang bangunan ilmu sosiologi itu sendiri.
A. Teori Evolusi
- Premis-Premis (Pernyataan) Teori Evolusi:
1. Sebuah Masyarakat akan senantiasa mengalami perubahan.
2. Perubahan itu akan senantiasa bergerak maju dan tidak akan bergerak mundur.
3. Perubahan yang akan dilalui oleh setiap masyarakat, berjalan dalam tiga tahap:
- Tahap Teologis
Tahap Teologis adalah tahapan di mana masyarakat mencoba mencari penjelasan akan realitas alam dengan berdasarkan pada kekuatan adikodrati. Tahapan teologis memiliki tiga sub-tahapan, yaitu tahap animisme, politheisme, dan monotheisme.
Pada tahapan animisme, masyarakat memandang bahwa setiap benda itu berjiwa.
Pada tahapan politheisme, masyarakat percaya akan kekuatan banyak dewa.
Pada tahapan monotheisme, masyarakat percaya akan kekuatan satu Tuhan.
- Tahap Metafisis
Tahap Metafisis adalah tahapan di mana masyarakat mencoba mencari penjelasan akan realitas alam dengan berdasarkan ide-ide abstrak.
Pada tahapan metafisis ini, masyarakat selangkah lebih maju dibanding dengan mereka yang berada pada tahapan teologis. Pada tahapan ini, orang sudah mulai menggunakan jalan pemikiran yang logis untuk menemukan penyebab dari realitas alam yang ada.
Orang-orang pada tahapan ini, belum mampu membahasakan penyebab itu dengan bahasa yang jelas.
- Tahap Positivisme
Tahap positivism adalah tahapan di mana masyarakat mencoba mencari penjelasan akan realitas alam dengan berdasarkan pada ilmu-ilmu positif. Ini adalah tahapan yang paling modern karena sudah berdasarkan pada alur pemikiran yang logis rasional dan pemikiran itu mampu dibahasakan dengan bahasa-bahasa yang jelas.
4. Perubahan itu akan senantiasa berjalan secara beruntun dan bertahap.
B. Teori Strukturalis Fungsional
- Premis-premis Teori Struktural Fungsional:
1. Setiap masyarakat tersusun atas sistem-sistem kecil.
2. Sistem-sistem yang memiliki daya guna bagi masyarakat, akan bertahan dengan sendirinya di dalam masyarakat itu. Sementara, sistem-sistem yang tidak memiliki daya guna, akan hilang dengan dirinya sendiri.
3. Hilangnya sistem-sistem yang tidak berguna itu juga didukung oleh adanya kekuatan eksternal yang mempengaruhinya.
C. Teori Konflik
- Premis-premis:
1. Setiap orang memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
2. Masing-masing orang akan berusaha mewujudnyatakan kepentingannya itu.
3. Cara yang digunakan untuk mewujudkan kepentingan itu adalah dengan menggunakan Power (kekuatan). Orang akan sebisa mungkin menguasai orang lain terlebih dahulu agar ia dapat mewujudnyatakan kepentingan pribadinya itu. Hanya dengan menguasai orang lain itulah, ia dapat mencapai kepentingan pribadinya itu. Di sinilah, saling terjadi konflik untuk menguasai.
Catatan: Teori Konflik muncul sebagai kritik atas Teori Struktural Fungsional. Apa yang dikritik teori konflik? Yang dikritik teori konflik adalah pemahaman teori structural fungsional terhadap konsensus. Teori structural fungsional menganggap bahwa consensus (nilai-nilai bersama) adalah sesuatu yang mengikat sebuah masyarakat. Tapi, teori konflik mengkritik bahwa yang mengikat sebuah masyarakat bukanlah consensus itu. Yang mengikat sebuah masyarakat adalah penguasa (si pemilik kekuasaan). Konsensus hanyalah alat buatan si penguasa itu sendiri.
D. Teori Interaksionisme Simbolik
- Premis-Premis:
1. Dalam setiap masyarakat, pasti terdapat individu-individu yang saling berinteraksi satu sama lain.
2. Interaksi itu dilakukan dengan menggunakan symbol-simbol. Simbol-simbol itu berupa bahasa, budaya, tradisi, tanda-tanda, dan sebagainya.
3. Makna-makna symbol yang digunakan dalam proses interaksi itu adalah makna yang sudah disepakati bersama dalam masyarakat itu.
E. Teori Pertukaran Sosial
- Premis-Premis:
1. Setiap individu dalam masyarakat pasti akan melakukan tindakan sosial.
2. Tindakan sosial yang dilakukan pasti memiliki motif. Setiap orang akan selalu memiliki alasan terpendam dalam melakukan tindakan tersembunyi itu.
Jika kita merunut alur pemikiran ilmu Sosiologi, terlihat jelas sekali bahwa ada begitu banyak pemikiran para sosiolog yang mempengaruhi perkembangan sosiologi. Namun, dari banyaknya teori-teori itu, perlu rasanya bagi kita untuk mengenal terlebih dahulu 5 teori dasar Sosiologi yang menjadi tiang pancang bangunan ilmu sosiologi itu sendiri.
A. Teori Evolusi
- Premis-Premis (Pernyataan) Teori Evolusi:
1. Sebuah Masyarakat akan senantiasa mengalami perubahan.
2. Perubahan itu akan senantiasa bergerak maju dan tidak akan bergerak mundur.
3. Perubahan yang akan dilalui oleh setiap masyarakat, berjalan dalam tiga tahap:
- Tahap Teologis
Tahap Teologis adalah tahapan di mana masyarakat mencoba mencari penjelasan akan realitas alam dengan berdasarkan pada kekuatan adikodrati. Tahapan teologis memiliki tiga sub-tahapan, yaitu tahap animisme, politheisme, dan monotheisme.
Pada tahapan animisme, masyarakat memandang bahwa setiap benda itu berjiwa.
Pada tahapan politheisme, masyarakat percaya akan kekuatan banyak dewa.
Pada tahapan monotheisme, masyarakat percaya akan kekuatan satu Tuhan.
- Tahap Metafisis
Tahap Metafisis adalah tahapan di mana masyarakat mencoba mencari penjelasan akan realitas alam dengan berdasarkan ide-ide abstrak.
Pada tahapan metafisis ini, masyarakat selangkah lebih maju dibanding dengan mereka yang berada pada tahapan teologis. Pada tahapan ini, orang sudah mulai menggunakan jalan pemikiran yang logis untuk menemukan penyebab dari realitas alam yang ada.
Orang-orang pada tahapan ini, belum mampu membahasakan penyebab itu dengan bahasa yang jelas.
- Tahap Positivisme
Tahap positivism adalah tahapan di mana masyarakat mencoba mencari penjelasan akan realitas alam dengan berdasarkan pada ilmu-ilmu positif. Ini adalah tahapan yang paling modern karena sudah berdasarkan pada alur pemikiran yang logis rasional dan pemikiran itu mampu dibahasakan dengan bahasa-bahasa yang jelas.
4. Perubahan itu akan senantiasa berjalan secara beruntun dan bertahap.
B. Teori Strukturalis Fungsional
- Premis-premis Teori Struktural Fungsional:
1. Setiap masyarakat tersusun atas sistem-sistem kecil.
2. Sistem-sistem yang memiliki daya guna bagi masyarakat, akan bertahan dengan sendirinya di dalam masyarakat itu. Sementara, sistem-sistem yang tidak memiliki daya guna, akan hilang dengan dirinya sendiri.
3. Hilangnya sistem-sistem yang tidak berguna itu juga didukung oleh adanya kekuatan eksternal yang mempengaruhinya.
C. Teori Konflik
- Premis-premis:
1. Setiap orang memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
2. Masing-masing orang akan berusaha mewujudnyatakan kepentingannya itu.
3. Cara yang digunakan untuk mewujudkan kepentingan itu adalah dengan menggunakan Power (kekuatan). Orang akan sebisa mungkin menguasai orang lain terlebih dahulu agar ia dapat mewujudnyatakan kepentingan pribadinya itu. Hanya dengan menguasai orang lain itulah, ia dapat mencapai kepentingan pribadinya itu. Di sinilah, saling terjadi konflik untuk menguasai.
Catatan: Teori Konflik muncul sebagai kritik atas Teori Struktural Fungsional. Apa yang dikritik teori konflik? Yang dikritik teori konflik adalah pemahaman teori structural fungsional terhadap konsensus. Teori structural fungsional menganggap bahwa consensus (nilai-nilai bersama) adalah sesuatu yang mengikat sebuah masyarakat. Tapi, teori konflik mengkritik bahwa yang mengikat sebuah masyarakat bukanlah consensus itu. Yang mengikat sebuah masyarakat adalah penguasa (si pemilik kekuasaan). Konsensus hanyalah alat buatan si penguasa itu sendiri.
D. Teori Interaksionisme Simbolik
- Premis-Premis:
1. Dalam setiap masyarakat, pasti terdapat individu-individu yang saling berinteraksi satu sama lain.
2. Interaksi itu dilakukan dengan menggunakan symbol-simbol. Simbol-simbol itu berupa bahasa, budaya, tradisi, tanda-tanda, dan sebagainya.
3. Makna-makna symbol yang digunakan dalam proses interaksi itu adalah makna yang sudah disepakati bersama dalam masyarakat itu.
E. Teori Pertukaran Sosial
- Premis-Premis:
1. Setiap individu dalam masyarakat pasti akan melakukan tindakan sosial.
2. Tindakan sosial yang dilakukan pasti memiliki motif. Setiap orang akan selalu memiliki alasan terpendam dalam melakukan tindakan tersembunyi itu.
Langganan:
Postingan (Atom)